Peresmian Pabrik Solder di Batam
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, meresmikan pabrik solder milik PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania) pada hari Kamis, 10 Juli. Pabrik ini berlokasi di kawasan Tunas Industrial Estate Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Pabrik yang dimiliki oleh adik Presiden Prabowo, Hashim S Djojohadikusumo, menjadi salah satu proyek penting dalam rangka meningkatkan hilirisasi sumber daya alam.
Menurut Todotua, pabrik ini bukan hanya realisasi investasi, tetapi juga bentuk komitmen terhadap hilirisasi. “Kita tidak hanya bicara soal volume investasi, tapi nilai tambah. Dari 28 komoditas yang kami dorong untuk hilirisasi, timah adalah salah satu yang strategis,” ujarnya.
BACA JUGA
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, bersama Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura menyampaikan bahwa hadirnya pabrik ini menjadi penanda penting arah industrialisasi Kepri yang semakin progresif dan strategis. “Hadirnya PT Solder Tin Andalan Indonesia ini merupakan angin segar dan bagian dari misi menjadikan Kepri sebagai provinsi berpendapatan tinggi,” ujar Ansar.
Profil Pabrik
PT Stania dikelola oleh anak usaha Arsari Tambang. Peletakan batu pertama pembangunan pabrik dilakukan pada 10 Maret 2024. Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 6.500 meter persegi. Dalam jangka panjang, kapasitas produksi ditargetkan meningkat hingga 16.000 ton per tahun mencakup solder wire, powder, dan paste, dengan proyeksi pendapatan mencapai Rp 1 triliun.
Komisaris Utama Arsari Tambang, Hashim S Djojohadikusumo, menyebut saat ini satu lini produksi mampu menyerap 80 tenaga kerja. “Ini baru satu lini untuk solder dengan timbal dan non timbal. Kalau kebutuhan meningkat, akan kita kembangkan sampai empat lini,” ujarnya.
Seluruh operasional menggunakan energi baru terbarukan (EBT) milik PLN yang disertifikasi Renewable Energy Certificate (REC), menjadikannya sebagai fasilitas produksi bebas emisi. Desain bangunan memaksimalkan pencahayaan alami untuk mengurangi konsumsi listrik.
Kerja Sama dan Investasi
Dari sisi rantai pasok, STANIA telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan PT Freeport Indonesia untuk pengadaan timbal dan perak, dua bahan strategis dalam produksi solder berkualitas tinggi. Selain itu, mereka juga menjalin kerja sama dengan Volex, perusahaan global penyedia solusi konektivitas, untuk ekspor produk solder ke pasar internasional.
Investasi PT Solder Tin Andalan Indonesia mencapai Rp 400 miliar. Sebanyak Rp 100 miliar untuk fisik bangunan dan Rp 300 miliar modal kerja. Perusahaan mempekerjakan 80 karyawan tetap dan 200 tenaga kontrak.
Target Pasar dan Ekspansi
Produk PT Solder Tin Andalan Indonesia berbahan baku timah akan diolah untuk komponen elektronik dan ditujukan untuk ekspor ke Amerika, India, Cina, Taiwan, dan Eropa. Komisaris Utama PT Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo, pada Mei 2024 menyebut target pasar yang diincar dengan perluasan usaha tersebut, di antaranya pabrik elektronik dari Cina, yang saat ini mulai menargetkan perpindahan pabrik ke kawasan Asia Tenggara.
“Kita tahu banyak pabrik elektronik asal China yang memindahkan perusahaannya ke Asia Tenggara. Untuk perakitan elektronik jenis apapun, perusahaan-perusahaan ini membutuhkan solder timah yang saat ini kita akan produksi masif di Batam. Kita juga mengetahui bahwa Malaysia dan India, saat ini memegang predikat produsen solder timah terbesar di Asia,” ujar Hashim.