Investor Asing Konsisten Akuisisi Saham BBRI
Pada awal Juli 2025, tercatat bahwa investor asing gencar melakukan pembelian saham blue chip PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Aksi beli ini memberikan dampak positif pada harga saham BBRI, yang kemudian mengalami kenaikan. Pertanyaannya, apakah investor ritel perlu membeli atau menjual saham tersebut?
Beberapa institusi besar seperti Blackrock, JP Morgan, dan Vanguard Group diketahui secara aktif menambah kepemilikan saham BBRI sejak kuartal II-2025. Perusahaan investasi asal Amerika Serikat ini tampaknya melihat potensi pertumbuhan dari saham bank yang dikenal dekat dengan masyarakat kecil.
BACA JUGA
Menurut data terbaru, Blackrock Inc masih aktif menambah kepemilikan di saham BRI pada Juli 2025. Hingga Senin (7/7), Blackrock telah menguasai sebanyak 2,36 miliar saham BBRI, meningkat dari posisi akhir kuartal II-2025 yang hanya sekitar 2,34 miliar saham. Peningkatan ini menunjukkan komitmen jangka panjang dari investor asing terhadap saham BBRI.
Harga saham BBRI pada perdagangan Jumat (11/7) berada di level 3.880, naik 10 poin atau 0,26% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama seminggu terakhir, harga saham BBRI terakumulasi naik sebesar 210 poin atau 5,72%. Meskipun demikian, sejak awal tahun 2025, harga saham BBRI terlihat melemah sebesar 330 poin atau 7,84%.
Dari data lebih lanjut, Blackrock mulai melakukan akumulasi saham BBRI sejak awal tahun 2025. Pada akhir Desember 2024, Blackrock memiliki sebanyak 2,18 miliar saham BBRI. Dalam tiga bulan pertama 2025, kepemilikan Blackrock meningkat menjadi 2,32 miliar saham, dan terus bertambah hingga saat ini.
Selain Blackrock, Vanguard Group juga melakukan akumulasi saham BBRI secara bertahap. Bahkan, perusahaan investasi ini tercatat tidak pernah melakukan aksi jual dalam setahun terakhir. Di 2025 sendiri, Vanguard telah menambah sekitar 91 juta saham BRI untuk dikoleksi. Hingga akhir kuartal II-2025, Vanguard telah menggenggam saham BBRI sebanyak 3,09 miliar saham, menjadikannya sebagai institusi asing dengan kepemilikan terbesar di saham BBRI.
Di samping itu, JPMorgan Chase & Co. juga kembali memborong saham BRI di kuartal II/2025. JPMorgan membeli 117,42 juta saham BRI selama April hingga Juni 2025, sehingga total kepemilikan mereka mencapai 1,54 miliar saham. Aksi beli ini menunjukkan perubahan strategi dari JPMorgan, yang sebelumnya menjual lebih dari 500 juta saham BRI pada kuartal I-2025.
Rekomendasi Analis untuk Saham BBRI
Berdasarkan laporan Bloomberg, dari total 37 analis, sebanyak 31 analis atau 84% merekomendasikan beli saham BBRI. Target harga rata-rata dalam 12 bulan ke depan adalah Rp 4.703,61. Jika dibandingkan dengan harga per 1 Juli 2025 di level Rp3.700 per lembar, maka saham BBRI akan memberikan potensi imbal hasil sekitar 27,1%.
Analisis dari Trimegah Sekuritas Jonathan Gunawan juga menyampaikan rekomendasi buy untuk BBRI dengan target harga Rp5.400. Proyeksi terbaru untuk tahun fiskal 2025 menunjukkan bahwa meski laba bersih diprediksi turun, pemulihan akan terlihat pada paruh kedua tahun ini.
Program strategis pemerintah seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut akan memberikan dampak struktural terhadap likuiditas di pasar massal, khususnya segmen UMKM. Transfer likuiditas ke pasar massal diperkirakan akan mulai terlihat pada paruh kedua 2025, didorong oleh skala besar program pemerintah.
Kepercayaan Investor Global Terhadap BBRI
Meski menghadapi tekanan pasar dan ketidakpastian geopolitik dunia, kepercayaan investor global terhadap PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) justru meningkat. Hal ini terlihat dari langkah JPMorgan yang secara signifikan menambah porsi kepemilikan di saham BBRI sepanjang kuartal II/2025.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada menilai bahwa langkah JPMorgan menambah saham BBRI di tengah pelemahan pasar bukan hanya sinyal investasi, tetapi juga cerminan dari market trust terhadap arah transformasi dan fondasi fundamental bisnis BRI yang kuat.
Dengan strategi jangka panjang yang konsisten dan komitmen terhadap tata kelola yang transparan, BRI dinilai siap menjadi pilar utama pemulihan pasar dan pertumbuhan inklusif nasional di masa mendatang. Direktur Utama BRI Hery Gunardi juga menegaskan bahwa perusahaan sedang mengakselerasi transformasi melalui program BRIVolution Reignite, yang mencakup penguatan aspek bisnis, tata kelola, manajemen risiko, hingga digitalisasi operasional.