IHSG Merosot di Awal Pagi, Investor Tunggu Perkembangan Tarif Trump
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pagi ini, Selasa (8/7/2025), mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena kecenderungan investor untuk menunggu dan melihat situasi menjelang berakhirnya tenggat waktu tarif Trump serta peluncuran saham-saham IPO.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG turun sebesar 11,91 poin atau 0,17% menjadi 6.889,01 pada pembukaan perdagangan hari ini. Indeks ini bergerak dalam kisaran antara 6.886,6 hingga 6.894,57. Dalam perdagangan tersebut, sebanyak 150 saham menguat, 112 saham melemah, dan 222 saham stagnan. Kapitalisasi pasar mencapai Rp12.123,85 triliun.
BACA JUGA
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat sebesar 0,52% atau 26,3 poin menjadi 6.900 pada Senin (7/7/2025). Namun, IHSG mengalami penurunan sebesar 2,53% secara year-to-date (YtD) dengan net buy asing sebesar Rp56,58 triliun.
Pada hari ini, pelemahan IHSG dipicu oleh beberapa saham utama. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melemah 0,87% menjadi Rp8.550, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) turun 0,21% menjadi Rp4.730, dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) terdepresiasi 0,43% menjadi Rp5.800 per saham.
Di sisi lain, beberapa saham berhasil menguat. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) naik tipis 0,89% menjadi Rp8.475, PT Sumber Energi Andalan Tbk. (ITMA) melonjak 6,85% menjadi Rp780, dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) naik 2,41% menjadi Rp2.980 per saham.
Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, menyampaikan bahwa IHSG kemarin ditutup naik 0,52%, tetapi masih disertai dengan net sell asing sekitar Rp271 miliar. Saham yang paling banyak dijual oleh investor asing adalah BMRI, BBCA, ICBP, BRMS, dan ANTM.
IHSG berpotensi mencoba break resistance di level 6.900 setelah pengumuman tarif Trump dirilis. Tarif untuk Indonesia tidak berubah yakni 32%, sama seperti yang diumumkan April lalu. Namun, jika IHSG gagal break resistance di 6.900, maka potensi koreksi ke range 6.780-6.850.
Pada hari ini, IHSG diproyeksikan bergerak dalam rentang support 6.780–6.850 dan resistance 6.950–7.000. BNI Sekuritas merekomendasikan saham BBCA, CUAN, PTMP, MBMA, ANTM, dan PGEO sebagai ide trading pada hari ini.
Dalam riset terpisah, Tim Analis Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG bergerak dalam rentang resistance 7.000, pivot 6.900, dan support 6.800 pada hari ini.
Investor dinilai cenderung bersikap wait and see, di tengah meningkatnya kondisi ketidakpastian seiring dengan semakin dekatnya batas waktu pemberlakukan tarif Trump pada 9 Juli. Selain itu, ada potensi kenaikan tarif lebih tinggi pada 1 Agustus 2025. Indonesia telah mendapatkan surat dari Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa Indonesia akan dikenakan tarif sebesar 32% mulai 1 Agustus 2025 dan tarif transshipment lebih tinggi.
Jika Indonesia memberlakukan tarif balasan kepada AS, maka tarif Indonesia juga akan dinaikkan. Sebaliknya, jika Indonesia atau perusahaan dari Indonesia memproduksi produk di AS tidak akan dikenakan tarif. Hal ini berpotensi menjadi faktor negatif di bursa di saat pasar berekspektasi adanya penurunan tarif.
Selain itu, investor menantikan dirilisnya indeks Consumer Confidence bulan Juni 2025 dan listing sejumlah saham IPO.
“Secara teknikal, meskipun ada indikasi IHSG berpeluang mengalami technical rebound, tetapi belum didukung oleh volume yang kuat.”
Jika IHSG dapat bertahan di atas level 6.900, ada potensi terjadi rebound lanjutan jika disertai dengan kenaikan volume. Namun, jika IHSG gagal bertahan di atas 6.900, diperkirakan IHSG akan kembali menguji level support di 6.800.
Saham PTRO, BREN, SRTG, ASII, TLKM, dan BBRI menjadi rekomendasi Phintraco Sekuritas pada perdagangan hari ini.