Kabarpasar.ID-Presiden Prabowo Subianto meresmikan peningkatan produksi minyak sebesar 30.000 barel per hari (bph) dari lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur. Proyek pengeboran ini dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Ltd bersama Pertamina.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, proyek peningkatan produksi ini berhasil diselesaikan hanya dalam waktu delapan bulan atau lebih cepat 10 bulan dari jadwal yang direncanakan.
“Sejak Bapak Presiden dilantik 6 hari, kami langsung datang ke Cepu dan Alhamdulillah Exxon Mobil yang bekerja sama dengan Pertamina mampu meningkatkan 30.000 barel,” kata Bahlil dalam sambutannya, Rabu (26/6).
BACA JUGA
Penambahan produksi ini berasal dari proyek pengeboran Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang mencakup pengeboran tujuh sumur baru. Dengan tambahan ini, produksi minyak di Blok Cepu meningkat dari 150.000 bph menjadi sekitar 180.000 bph. Artinya, Blok Cepu kini menyumbang lebih dari 25% dari total lifting minyak nasional.
Bahlil menuturkan, langkah ini merupakan bagian dari upaya menuju swasembada energi nasional. Pemerintah menargetkan lifting minyak nasional mencapai 900.000 hingga 1 juta bph pada 2029-2030.
Sejuah ini total investasi di Blok Cepu telah mencapai US$ 4 miliar dan proyek tersebut telah memberikan kontribusi sebesar US$ 35 miliar terhadap pendapatan negara.
“Jadi kita investasi 4 miliar dolar tapi pendapatan negara dari totalnya sudah mencapai 35 miliar dolar dan itu juga yang meningkatkan PAD di Cepu dan Jawa Timur ,” tegasnya.
Dengan realisasi peningkatan produksi ini, pemerintah optimistis target lifting minyak dalam APBN 2025 sebesar 605.000 bph dapat tercapai.
“Insyaallah target APBN untuk lifting minyak sebesar 605.000 barel per day ini Insyaallah akan kita bisa wujudkan bersama-sama,” tutupnya.
