Tren Pemutusan Hubungan Kerja di Indonesia yang Mengkhawatirkan
Jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia terus meningkat sepanjang tahun 2025. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga awal Juni 2025, angka PHK sudah mencapai lebih dari 30 ribu orang. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan Mei 2025 yang tercatat sebanyak 26 ribu pekerja. Peningkatan ini terjadi di beberapa wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Riau. Berbagai faktor seperti digitalisasi, efisiensi biaya, dan restrukturisasi organisasi membuat banyak sektor kerja rentan terhadap PHK.
Penyebab Utama Pemutusan Hubungan Kerja
Salah satu penyebab utama maraknya PHK di Indonesia adalah perubahan strategi perusahaan dalam efisiensi biaya. Banyak perusahaan mulai beralih ke sistem kerja yang lebih fleksibel dan mengandalkan teknologi digital untuk mendukung operasional. Hal ini berdampak langsung pada jumlah karyawan, terutama di sektor yang dianggap bisa diotomatisasi.
BACA JUGA
Menurut laporan Jobstreet 2025, sekitar 42 persen perusahaan telah mengurangi jumlah tenaga kerja mereka. Karyawan penuh waktu menjadi kelompok yang paling terdampak dengan persentase PHK mencapai 27 persen. Langkah-langkah ini dianggap lebih efisien di tengah ketidakpastian ekonomi dan tekanan pasar.
Pekerjaan yang Sering Terkena PHK
Beberapa jenis pekerjaan terbukti lebih rentan terhadap gelombang PHK dibanding lainnya. Berdasarkan data sepanjang 2024, sektor administrasi dan sumber daya manusia (SDM) menjadi posisi yang paling banyak terkena pemangkasan. Posisi ini menempati urutan teratas dengan persentase mencapai 29 persen.
Tak hanya itu, beberapa posisi penting seperti manajemen, akuntansi, dan pemasaran juga turut terdampak. Menariknya, banyak dari posisi ini sebelumnya merupakan jenis pekerjaan yang paling dicari oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan betapa cepatnya kebutuhan industri berubah dalam menghadapi tantangan baru.
Berikut daftar lengkap pekerjaan yang sering kena PHK di Indonesia sepanjang 2024:
- Admin dan SDM (29 persen)
- Management (22 persen)
- Akuntansi (16 persen)
- Marketing/Branding (15 persen)
- Manufaktur (14 persen)
- Sales/Business Development (12 persen)
- Corporate Sales/Business Development (11 persen)
- Engineering (10 persen)
- Information Technology/IT (10 persen)
- Legal/Compliance (8 persen)
Pekerjaan yang Paling Banyak Dipangkas
Selain posisi yang paling sering kena PHK, ada juga kategori pekerjaan yang paling banyak dipangkas oleh perusahaan secara total sepanjang tahun 2023. Kembali lagi, posisi admin dan SDM menempati urutan teratas, kali ini dengan persentase sebesar 22 persen. Ini membuktikan bahwa posisi administratif menjadi yang paling rentan dalam menghadapi gelombang efisiensi.
Perusahaan juga banyak memangkas posisi di bidang manufaktur, layanan pelanggan, serta TI. Beberapa bidang teknis dan konstruksi juga tidak luput dari pengurangan. Langkah ini dilakukan karena perusahaan merasa bidang-bidang tersebut dapat digantikan dengan teknologi atau sistem kerja yang lebih hemat biaya.
Berikut daftar pekerjaan yang paling banyak dipangkas sepanjang 2023:
- Admin dan SDM (22 persen)
- Manufaktur (13 persen)
- Akuntansi (11 persen)
- Customer Service (10 persen)
- Information Technology/IT (10 persen)
- Marketing/Branding (10 persen)
- Building & Construction (10 persen)
- Engineering (10 persen)
- Sales/Business Development (8 persen)
- Management (7 persen)
Lonjakan angka PHK menjadi alarm bagi pekerja untuk lebih waspada terhadap perubahan pasar kerja. Dengan terus meningkatkan keahlian dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, kamu bisa memperbesar peluang bertahan dalam kompetisi dunia kerja yang makin dinamis. Jangan lupa untuk selalu memantau tren industri dan mempertimbangkan diversifikasi keterampilan sebagai langkah antisipatif.